Telepon

+6282143492576

Email

[email protected]

Jam Buka

Senin - Sabtu : 13.00 - 20.00

Bau mulut biasanya dianggap sebagai masalah kosmetik yang mengganggu. Namun, faktanya adalah bahwa bau mulut dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk masalah pada saluran pencernaan. Beberapa penelitian telah menemukan korelasi antara kondisi kesehatan gastroenterologi dan bau mulut yang tidak menyenangkan.

Apa yang Menyebabkan Bau Mulut?

Bau mulut atau halitosis adalah kondisi yang umum dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Makanan: Makanan seperti bawang, kacang-kacangan, dan ikan yang kuat dapat meninggalkan bau mulut yang hanya sementara, tetapi jika tidak dihilangkan dapat berlangsung selama beberapa jam.
  • Kebiasaan merokok: Menghirup asap rokok dapat menyebabkan bau mulut yang kuat yang tidak bisa diatasi dengan cara umum seperti menggosok gigi. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi yang serius.
  • Masalah pada gigi dan gusi: Gigi berlubang, infeksi gusi, dan masalah lain pada gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
  • Dehidrasi: Kurangnya air dalam tubuh dapat menyebabkan bau mulut karena kurangnya produksi air liur, yang membantu membersihkan bakteri dan bahan kimia dari mulut.
  • Infeksi saluran pernapasan: Infeksi pada sinus, tenggorokan, atau paru-paru juga dapat menyebabkan bau mulut.

Perubahan pada Saluran Pencernaan dan Bau Mulut

Masalah pada saluran pencernaan juga dapat menyebabkan bau mulut. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa bau mulut dan masalah gastroenterologi saling terkait, yang berarti bahwa masalah pada saluran pencernaan dapat menghasilkan bau mulut dan sebaliknya.

Sebagai contoh, penelitian telah menemukan bahwa sekitar 90% pasien dengan kanker esofagus mengalami bau mulut yang kuat. Selain itu, penyakit tukak lambung dan gastroesophageal reflux disease (GERD) juga dapat menghasilkan bau mulut yang tidak menyenangkan.

Baca juga  Pengenalan Tanda-tanda Penyakit Gusi seperti Gingivitis

Masalah pada saluran pencernaan dapat mempengaruhi kesehatan mulut dan menyebabkan bau mulut karena:

  • Refluks asam: Refluks asam dapat mencapai mulut dan membakar jaringan di sekitar mulut, menghasilkan bau yang tidak menyenangkan.
  • Bakteri: Kondisi yang mempengaruhi saluran pencernaan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang tidak seimbang, yang dapat menyebabkan bau mulut.
  • Penurunan aliran air liur: Dehidrasi, obat-obatan, dan masalah kesehatan tertentu dapat mengurangi produksi air liur, menghasilkan bau mulut.

Cara Mencegah Bau Mulut Akibat Perubahan pada Saluran Pencernaan

Jika Anda khawatir tentang bau mulut yang terkait dengan masalah kesehatan gastroenterologi, maka ada beberapa cara untuk mencegahnya, termasuk:

  • Menjaga kesehatan gigi dan gusi: Merawat gigi dan gusi secara teratur dapat membantu mencegah masalah kesehatan gigi dan mencegah bau mulut yang dihasilkan dari masalah tersebut.
  • Menghindari makanan yang menyebabkan bau mulut: Makanan seperti bawang, kacang-kacangan, dan ikan dapat meninggalkan bau mulut yang kuat. Maka dari itu, menghindari jenis makanan ini dapat membantu mencegah bau mulut yang tidak diinginkan.
  • Menjaga kelembapan mulut: Mengunyah permen karet, minum banyak air, dan menguap dapat membantu menjaga kelembapan mulut yang penting untuk membantu membersihkan bakteri dan bahan kimia dari mulut.
  • Mengobati masalah kesehatan gastroenterologi: Jika Anda mengalami masalah saluran pencernaan yang berhubungan dengan bau mulut, maka mengobati secara efektif dapat membantu mencegah bau yang tidak diinginkan.

Kesimpulan

Bau mulut dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk masalah pada saluran pencernaan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tanda-tanda bau mulut yang tidak diinginkan dan mengambil tindakan yang diperlukan, baik untuk merawat kesehatan gigi serta gusi atau untuk mengobati masalah pada saluran pencernaan. Dari sana, mencegah bau mulut yang dihasilkan oleh masalah kesehatan gastroenterologi dapat membantu meningkatkan kesehatan serta meningkatkan kepercayaan diri Anda.

Baca juga  Alergi dan Sensitivitas terhadap Bahan dalam Pasta Gigi

Shanti Yuniwardani

drg. Shanti Yuniwardani M.A.RS adalah seorang dokter gigi dan peneliti yang bersemangat menggunakan keahliannya untuk membantu pasien-pasien didaerah pinggiran Magelang, Jawa tengah. drg. Shanti memperoleh gelar sarjana kedokteran gigi dari UMY pada tahun 2012, dan berhasil mendapatkan gelar dokter giginya pada tahun 2015. Ia kemudian melanjutkan untuk meraih gelar master administrasi rumah sakit pada tahun 2021 dari UMY.
drg. Shanti telah menerbitkan beberapa makalah penelitian di jurnal peer-review, saat ini drg. Shanti berpraktek di Yogyakarta dan Magelang

Berikut adalah beberapa prestasinya:

Menerima penghargaan "Best Poster Award" pada 4th conference program of ASF 2017
Relawan dalam memberikan perawatan gigi kepada populasi yang kurang terlayani di Indonesia
drg. Shanti Yuniwardani adalah seorang dokter gigi berbakat, peneliti yang berdedikasi, dan advokat yang bersemangat untuk kesehatan masyarakat. Dia yakin dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk bidang kedokteran gigi ke depannya